Wednesday, February 5, 2020

Tulisan basi

Bagaimana jika pembaca kuciwa? Itu risiko. Bagaimana kalau pembaca mentertawakan? Bersyukurlah, Anda masih bisa membuat orang lain girang. Anda telah beramal. :D
Jika Anda ingin membuat resensi kaset atau CD Bintang Lima-nya Dewa sekarang ini, lakukan saja. Blog tak harus memuat segala hal yang baru. Bisa juga sih
Anda berkilah bahwa topiknya lama tapi isinya beda. Karena beda maka anggap saja itu baru. :)
Ada saja terdengar, seseorang batal mengeposkan tulisan di blognya karena merasa sudah basi. Ukuran basi: bloggers lain sudah lebih dulu meramaikannya. Posting belakangan dianggap cuma membebek, seperti kelasi ketinggalan kapal. Kalau bebek pakai baju kelasi, namanya Donal(d).
Hasilnya, tulisan Anda — oh bukan, maksud saya dia — tempo hari tentang Ali Sadikin batal termuat karena baru ditulis lima hari setelah Almarhum dikebumikan.
Bagaimana dengan posting yang berhubungan dengan perkembangan kasus? Misalnya mau menulis tentang musisi tenar yang tersandung narkoba (dakwaan: bawa ganja dalam taksi). Eh ketika ditulis dia sudah bebas, berkumpul bersama keluarga tercinta, dan menjalani kaul berhenti merokok.
Andai kata ada pembaca yang mengingatkan melalui komentar (“Kalo mau posting baca berita dulu dong!”), anggap saja itu koreksi. Justru di situlah kemuliaan blog. Pembaca tak hanya berhak bersuara dan mengoreksi melainkan juga memperkaya posting Anda.
Jika blog boleh menuliskan segala hal yang terkini, dan dibenarkan pula menuliskan hal yang sudah jauh terlewati, bolehkan blog juga menulis hal yang akan terjadi?
Kalau Anda bisa, dan mau, kenapa tidak? Mau disebut ramalan jitu atau posting ngaco menyesatkan, itu terserah pembaca. Yang penting Anda siap bertanggung jawab. Artinya Anda (minimal) bersedia untuk menjawab.
Misalnya Anda kadung memastikan bahwa penulis posting ini akan meninggal Sabtu 14 Juni besok. Ternyata meleset. Bisa saja Anda menjawab,”Waktu itu saya yakin, tapi saya kan bukan Pemilik Kehidupan.”
Baiklah, abaikan saja ilustrasi tak bermutu itu. Yang penting ini: lebih baik ngeblog basi — atau sok futuristik — daripada ngeblog serbaterkini tetapi cuma copy-and-paste, atau malah menyuruh mesin menyedoti konten dari web lain